QRIS Bakal Bisa Dipakai di Tanah Suci, Terhubung dengan Kartu Nusuk
- account_circle REDAKSI
- calendar_month Jum, 8 Agu 2025
- visibility 202

JAKARTA – Inovasi sistem pembayaran digital buatan Indonesia akan segera hadir di Tanah Suci. Bank Indonesia (BI) sedang mengupayakan agar sistem pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) itu digunakan oleh jemaah haji dan umrah di Arab Saudi.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan, QRIS nantinya bakal terhubung bahkan terintegrasi langsung dengan Kartu Nusuk, yakni kartu identitas digital yang diterbitkan oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.
Melalui integrasi tersebut, QRIS akan menjadi dompet digital resmi jemaah Indonesia selama beribadah di Mekkah dan Madinah.
“Nusuknya tidak hanya untuk umrah, nusuknya bisa pakai QRIS sebagai e-wallet, bisa juga untuk membeli,” ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo saat membuka acara Karya Kreatif Indonesia 2025 di Jakarta Convention Center, Kamis 7 Agustus 2025.
Langkah ini merupakan bagian dari misi besar BI dalam memperluas konektivitas sistem pembayaran antarnegara.
Sebelumnya, QRIS sudah sukses digunakan lintas batas di Malaysia, Singapura, dan Thailand. Kini, Arab Saudi menjadi target strategis berikutnya—dengan potensi lebih dari satu juta jemaah Indonesia per tahun.
Tak hanya Arab Saudi, Perry juga menargetkan Jepang dan Cina sebagai negara berikutnya yang akan terhubung dengan sistem QRIS.
Uji coba penggunaan di Jepang akan dimulai 17 Agustus untuk tahap outbound, yaitu warga Indonesia yang bisa menggunakan QRIS untuk memindai QR code merchant Jepang. Tahap inbound, di mana warga Jepang dapat membayar di Indonesia menggunakan QR mereka, akan menyusul akhir tahun.
Cina juga sudah masuk radar dengan peluncuran sandbox uji coba QRIS-Cina yang dijadwalkan dimulai pada 17 Agustus 2025, mencakup kedua arah transaksi, inbound dan outbound.
Data BI menunjukkan bahwa QRIS saat ini telah menjangkau 57 juta pengguna, dengan 39,3 juta di antaranya adalah pelaku UMKM. Capaian ini membuktikan bahwa sistem pembayaran digital buatan dalam negeri bukan hanya efisien, tapi juga inklusif dan membuka akses global bagi pelaku usaha kecil di Indonesia.
“UMKM bisa digital, bisa menembus pasar, tidak hanya lokal tapi juga ekspor,” ujar Perry optimis.
Integrasi Sistem QRIS Bank Indonesia dengan Arab
Saudi juga memperkuat posisi Indonesia dalam diplomasi ekonomi digital Syariah. Di tengah maraknya penggunaan e-wallet global seperti Apple Pay atau WeChat Pay, kehadiran QRIS di tanah suci menjadi simbol kemandirian teknologi nasional dan perluasan peran Indonesia dalam ekonomi digital dunia Islam.
Menuju Layanan Haji yang Modern dan Aman
Penggunaan QRIS oleh jemaah haji dan umrah bukan hanya soal efisiensi, tapi juga keamanan. Di tengah risiko kehilangan uang tunai atau pencurian, dompet digital yang terhubung dengan identitas resmi seperti Kartu Nusuk akan memberikan kenyamanan dan perlindungan tambahan bagi para jemaah.
Dengan inovasi ini, Indonesia tak hanya mengirim jemaah ke Tanah Suci, tapi juga mengirim teknologi dan standar digital yang bisa diadopsi secara global. QRIS di Masjidil Haram mungkin hanya awal dari babak baru kehadiran Indonesia di peta teknologi keuangan internasional.
- Penulis: REDAKSI