Berangkat Haji Berdua, Resnawati Tappa Pulang Sendiri Tanpa Sang Suami
- account_circle REDAKSI
- calendar_month Sab, 14 Jun 2025
- visibility 122

MAKASSAR – Debarkasi Asrama Haji Sudiang, Makassar, mulai diramaikan oleh riuh sambutan keluarga jemaah yang baru tiba dari Tanah Suci, beberapa hari terakhir. Pada Jumat 13 Juni lalu, satu di antara ribuan jemaah yang tiba adalah seorang perempuan paruh baya, Resnawati Mustafa Tappa.
Dengan tetap tegar, wanita paruh baya ini tiba di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, dengan membawa dua koper. Rupanya satu dari dua koper itu adalah milik mendiang suaminya, yang meninggal dunia di Saudi.
Ambo Bennu Petta Nini (62), sang suami, tidak ikut pulang bersama Resnawati ke tempat asal mereka di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Ambo Bennu wafat di Makkah, meninggalkan duka mendalam bagi Resna, dalam perjalanan suci itu.
Dalam pelukan hangat petugas haji dan sesama jemaah, Resnawati menceritakan hari-harinya bersama mendia nsuami di kota suci. “Beliau sangat ingin mencium Hajar Aswad. Itu keinginan terbesarnya sejak awal berangkat,” ucapnya dikutip dari situs resmi Kementerian Agama RI.
Ia mengenang bagaimana sang suami mengerahkan seluruh tenaganya untuk mendekat ke sudut Ka’bah, tempat Hajar Aswad berada.
Namun tak lama setelah itu, kondisi Ambo Bennu mulai menurun. Ia kerap mengeluhkan sesak napas.
Resnawati segera membawanya ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah. Segala upaya telah dilakukan, tetapi pada 17 Mei 2025, Ambo Bennu dinyatakan meninggal dunia karena serangan jantung — acute myocardial infarction, menurut tim medis.
Jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Syarae, Makkah. Proses pemulasaraan dilakukan dengan penuh penghormatan, sesuai prosedur haji Indonesia. “Saya menemaninya sampai akhir,” tutur Resnawati lirih.
Sepanjang masa duka di Tanah Suci, Resnawati tak pernah dibiarkan sendiri. Petugas haji Indonesia mendampinginya sejak perawatan di klinik, pengurusan jenazah, hingga akhirnya ia kembali ke Indonesia seorang diri.
Saat tiba di tanah air, pelukan anak-anak dan kerabat menyambutnya. Tapi tetap ada ruang kosong di sisinya. “Saya ikhlas,” ucapnya. “Kami pergi berdua, tapi saya percaya, suami saya pulang ke tempat yang jauh lebih indah.”
Resnawati masih menyimpan foto terakhir mereka di depan Masjidil Haram. Sebuah kenangan sederhana, namun kini menjadi harta tak ternilai.
Ia menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji meski dalam kepedihan, dan kembali ke kampung halaman dengan ketabahan yang luar biasa.
- Penulis: REDAKSI



