Empat Poin Penting dari Arab Saudi untuk Perbaikan Haji Indonesia 2025
- account_circle REDAKSI
- calendar_month Sab, 14 Jun 2025
- visibility 241

Illustrasi Jemaah Haji Indonesia
SAUDI – Arab Saudi menyampaikan sejumlah catatan penting kepada Indonesia terkait pelaksanaan ibadah haji tahun 1446 H/2025 M. Dalam forum evaluasi resmi yang digelar di Jeddah, Arab Saudi menyoroti beberapa aspek teknis dan manajerial, serta menyampaikan kemungkinan penyesuaian kuota haji Indonesia pada musim haji berikutnya.
Pertemuan tersebut mempertemukan Deputi Menteri Haji Arab Saudi dengan Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) RI, Mochamad Irfan Yusuf, pada Selasa (10/6/2025), sebagai bagian dari evaluasi haji 2025 sekaligus awal dari persiapan haji tahun 2026.
Berikut empat poin utama yang menjadi perhatian Arab Saudi terhadap pelaksanaan haji Indonesia tahun ini:
1. Evaluasi Ketat terhadap Kinerja Operasional
Pemerintah Arab Saudi menyampaikan kritik tajam terhadap pelaksanaan haji Indonesia tahun 2025. Mereka menilai masih terdapat kekurangan dalam pengelolaan teknis di lapangan.
“Mereka menyampaikan melalui Deputi Kerja Sama Lembaga dan Luar Negeri bahwa pelaksanaan haji Indonesia tahun ini dinilai kurang optimal,” ujar Wakil Kepala BP Haji, Dahnil Anzar Simanjuntak, dalam konferensi pers di Kantor BP Haji, Jl Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu 11 Juni 2025.
Dahnil menyebut pernyataan itu sebagai peringatan serius, apalagi disertai dengan kemungkinan pengurangan kuota haji.
“Yang mengejutkan kami adalah adanya wacana pengurangan kuota, karena mereka menilai terdapat banyak kekurangan dalam tata kelola haji tahun ini,” tambahnya.
2. Transparansi Data Kesehatan Jemaah Disorot
Sorotan berikutnya adalah soal keterbukaan data kesehatan jemaah. Arab Saudi mempertanyakan mengapa masih ditemukan jemaah dalam kondisi kritis, bahkan ada yang meninggal dunia saat penerbangan menuju Tanah Suci.
Sebagaimana diketahui, seluruh jemaah yang wafat selama pelaksanaan haji akan dimakamkan di Arab Saudi dan tidak dipulangkan ke Indonesia.
3. Penegakan Standar Istitha’ah Ditekankan
Pemerintah Saudi juga memberikan perhatian pada aspek istitha’ah—kelayakan jemaah untuk berangkat haji dari sisi kesehatan dan kesiapan fisik. Mereka menilai banyak jemaah yang sebenarnya belum memenuhi standar tersebut.
Pihak BP Haji menyatakan akan menjadikan hal ini sebagai bahan evaluasi internal untuk pembenahan kebijakan seleksi jemaah ke depan.
4. Permasalahan Teknis di Lokasi Puncak Haji
Catatan terakhir berkaitan dengan kendala teknis saat puncak pelaksanaan haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Mulai dari keterlambatan transportasi hingga distribusi logistik seperti akomodasi dan konsumsi masih menjadi perhatian utama.
Salah satu peristiwa yang paling disorot adalah keterlambatan bus di Muzdalifah yang menyebabkan banyak jemaah harus berjalan kaki ke Mina. Bahkan, sejumlah jemaah dilaporkan tidak mendapatkan tenda untuk beristirahat.
Wacana Pengurangan Kuota hingga 50 Persen
Sebagai tindak lanjut dari evaluasi tersebut, Arab Saudi dikabarkan mempertimbangkan opsi pengurangan kuota jemaah haji Indonesia hingga 50 persen untuk musim haji 2026. Informasi ini disampaikan langsung oleh Kepala BP Haji RI.
“Ada kemungkinan pengurangan kuota hingga 50 persen dari pihak Saudi. Kami sedang bernegosiasi karena pengelolaan haji tahun depan akan sepenuhnya dialihkan dari Kementerian Agama ke BP Haji. Kami juga tengah menyiapkan sistem manajemen baru,” ujar Mochamad Irfan Yusuf, Selasa (10/6/2025).
Saat ini belum ada keputusan resmi terkait besaran kuota haji tahun depan. BP Haji berharap justru ada penambahan kuota, seiring dengan reformasi tata kelola dan sistem layanan yang tengah disusun.
- Penulis: REDAKSI



