Konflik Timur Tengah Ganggu Kepulangan Jemaah Haji Indonesia: Dua Kloter Tertahan di Jeddah
- account_circle Imam Dzulkifli
- calendar_month Rab, 25 Jun 2025
- visibility 34

JAKARTA – Konflik memanas di kawasan Timur Tengah kembali berdampak pada jemaah haji Indonesia.
Dua kloter jemaah haji asal Jawa Timur, masing-masing dari Banyuwangi dan Pamekasan, dilaporkan mengalami penundaan kepulangan akibat meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel yang turut melibatkan Amerika Serikat.
Ratusan jemaah dari kloter 43 dan 44 Debarkasi Surabaya seharusnya dijadwalkan tiba di Asrama Haji Surabaya pada Rabu malam, 25 Juni 2025, sekitar pukul 22.00 WIB. Namun hingga kini, mereka masih tertahan di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah.
Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Surabaya, Sugiyo, menjelaskan bahwa keterlambatan ini murni disebabkan alasan keamanan.
“Penerbangan jemaah dari Jeddah tertahan karena situasi keamanan yang tidak stabil, imbas dari konflik antara Iran dan Palestina yang melebar menjadi serangan terhadap pangkalan militer AS di Oman,” ungkapnya.
Sugiyo menegaskan bahwa para jemaah saat ini dalam kondisi aman dan telah diinapkan sementara waktu di Jeddah. Pihaknya juga mengimbau agar keluarga jemaah di Tanah Air tetap tenang dan tidak panik.
“Keselamatan jemaah adalah prioritas utama,” ujarnya.
Situasi ini diperburuk dengan penutupan sejumlah bandara utama di Arab Saudi, termasuk Bandara King Abdul Aziz di Jeddah dan Bandara Madinah, menyusul serangan mendadak Iran terhadap pangkalan militer AS di Qatar pada Selasa dini hari, 24 Juni 2025.
90 Ribu Jemaah Masih Belum Dipulangkan
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Abdul Wachid, mengonfirmasi bahwa hingga saat ini masih terdapat sekitar 90.000 jemaah haji Indonesia yang belum dipulangkan dari Tanah Suci.
Ia meyakinkan bahwa pemerintah tengah melakukan mitigasi dan koordinasi intensif guna memastikan kelancaran proses kepulangan jemaah.
“Jemaah haji itu masih sekitar 90.000 orang, lebih dari separuh kuota. Tapi Alhamdulillah, mereka aman. Tidak perlu khawatir, pemerintah terus berupaya memastikan rute kepulangan yang aman,” katanya kepada wartawan, Selasa, 24 Juni.
Wachid menjelaskan bahwa sebagian jemaah masih bisa diberangkatkan menggunakan jalur penerbangan alternatif.
“Penerbangan tetap berlangsung, hanya harus dimitigasi ulang. Tadi sore jam 7 waktu Arab Saudi sudah ada penerbangan, dan sekitar jam 10 malam waktu Indonesia juga sudah ada jemaah yang tiba di Solo dan Surabaya,” jelasnya.
Koordinasi Intensif untuk Kepulangan Aman
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama dan instansi terkait saat ini tengah memantau perkembangan keamanan secara ketat. Mitigasi jalur penerbangan menjadi fokus utama, mengingat dua bandara utama di Arab Saudi merupakan pintu keluar utama bagi jemaah haji dari berbagai negara.
Dengan eskalasi konflik yang kini melibatkan Iran, Israel, dan Amerika Serikat, kawasan Timur Tengah kembali menjadi titik panas geopolitik global. Namun, jaminan keamanan dari otoritas Arab Saudi serta koordinasi antarpemerintah menjadi harapan bagi kelancaran proses pemulangan jemaah haji Indonesia.
Masyarakat diimbau untuk terus mengikuti informasi resmi dari pemerintah dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi. Pemerintah memastikan bahwa setiap jemaah akan dipulangkan dengan selamat ke Tanah Air.
- Penulis: Imam Dzulkifli