Angka Kematian Jemaah Haji Indonesia 2025 Terus Bertambah, Saudi Beri Peringatan
- account_circle REDAKSI
- calendar_month Rab, 25 Jun 2025
- visibility 77

SAUDI – Jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat pada musim haji 1446 H terus mengalami peningkatan. Hingga Selasa, 24 Juni 2025, tercatat sebanyak 381 orang meninggal dunia. Data tersebut berasal dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) milik Kementerian Agama.
Angka ini bertambah dibandingkan sehari sebelumnya, 23 Juni, yang mencatat 365 kematian. Dengan demikian, terdapat penambahan 16 kasus dalam rentang waktu kurang dari 24 jam.
Mekkah Menjadi Titik Kematian Tertinggi
Dari total angka kematian, wilayah Mekkah mencatat jumlah tertinggi, yakni 298 kasus. Sisanya tersebar di sejumlah lokasi lain, antara lain:
Madinah: 35 orang
Mina: 20 orang
Arafah: 13 orang
Bandara: 15 orang
Faktor dominan yang menyebabkan kematian antara lain usia lanjut, penyakit bawaan (komorbid), serta kondisi cuaca ekstrem yang menembus suhu lebih dari 50 derajat Celsius.
Selain itu, padatnya aktivitas ibadah turut memicu kelelahan yang memperburuk kondisi kesehatan para jemaah.
Menurut data SISKOHAT, dari 381 jemaah yang meninggal, 229 di antaranya adalah laki-laki dan 152 perempuan. Hal ini menunjukkan risiko yang sedikit lebih tinggi pada jemaah laki-laki selama proses ibadah berlangsung.
Jemaah Wafat Dijamin Asuransi
Kementerian Agama menjamin bahwa seluruh jemaah haji reguler yang wafat akan mendapatkan perlindungan asuransi jiwa. Nilai klaim asuransi bergantung pada penyebab kematian, sebagai berikut:
Wafat karena sakit: klaim sebesar biaya perjalanan haji (Bipih)
Wafat karena kecelakaan: klaim dua kali Bipih
Cacat tetap total: klaim satu kali Bipih
Cacat tetap sebagian: klaim disesuaikan dengan tingkat kerugian
Keluarga jemaah dapat mengajukan klaim secara daring melalui platform e-Klaim milik JMA Syariah.
Arab Saudi Soroti Serius Lonjakan Kematian
Lonjakan angka kematian jemaah Indonesia menjadi perhatian serius, baik bagi pemerintah Indonesia maupun otoritas Arab Saudi. Evaluasi menyeluruh terhadap sistem penyelenggaraan haji dinilai sangat mendesak demi mencegah kejadian serupa di masa depan.
Pemerintah Arab Saudi telah menyampaikan keprihatinannya secara resmi melalui nota diplomatik yang dikirim Kedutaan Besar Kerajaan Arab Saudi (KBSA) di Jakarta kepada Kementerian Luar Negeri RI, tertanggal 16 Juni 2025 (20 Dzulhijjah 1446 H).
Salah satu poin penting dalam nota tersebut menyebutkan bahwa proses pemeriksaan kesehatan dan evaluasi kemampuan fisik jemaah Indonesia dinilai belum optimal.
Menurut pihak Saudi, hal ini berkontribusi terhadap tingginya angka kematian yang bahkan disebut menyumbang hingga 50% dari total kematian jemaah internasional—bahkan sebelum puncak haji dimulai.
Dalam surat tersebut, KBSA juga mendesak agar temuan tersebut segera disampaikan kepada seluruh pemangku kepentingan haji di Indonesia, termasuk kementerian dan lembaga teknis pelaksana haji.
Catatan ini menjadi pengingat keras di tengah meningkatnya jumlah jemaah lanjut usia serta kompleksitas risiko kesehatan yang menyertainya.
Pemerintah Arab Saudi sendiri dilaporkan telah melakukan pemantauan intensif terhadap kondisi jemaah sejak awal kedatangan mereka di Tanah Suci.
- Penulis: REDAKSI



