Arab Saudi Siap Buka Akses Laut untuk Haji dan Umrah, Indonesia Harus Siap-siap
- account_circle REDAKSI
- calendar_month Jum, 11 Jul 2025
- visibility 90

Jemaah haji dari Sudan, tiba di Jeddah Arab Saudi dengan kapal laut. Jalu haji dengan kapal saat ini banyak berlaku di negara-negara terdekat dengan Arab Saudi.(AFP dok)
JAKARTA – Peluang perjalanan haji dan umrah melalui jalur laut kembali terbuka. Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, menyampaikan bahwa pemerintah Arab Saudi tengah mempertimbangkan opsi ini secara serius, sebagai bagian dari pendekatan baru yang lebih terbuka dan berbasis bisnis.
Pemerintah Indonesia menyambut inisiatif tersebut dengan penuh antusias.
Lewat event peluncuran State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2024-2025 serta peringatan satu dekade Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) di Bappenas, Jakarta, Nasaruddin menyatakan bahwa pembahasan mengenai jalur laut telah didiskusikan langsung dengan sejumlah pejabat tinggi Arab Saudi.
“Digagas ke depan, kami kira sangat prospektif memperkenalkan umrah dan haji melalui kapal laut. Kami juga kemarin berbicara dengan pejabat-pejabat di Saudi Arabia,” ujar Nasaruddin.
Ia menyebut bahwa jika infrastruktur pendukung seperti pelabuhan dan armada laut tersedia, maka perjalanan laut bisa menjadi alternatif ibadah yang lebih terjangkau, khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah.
“Kalau memang itu persyaratannya terpenuhi, peluangnya sudah dibangun sekarang. Itu terbuka,” tambahnya.
Menurut Menag, keberangkatan lewat laut juga memungkinkan jemaah dari kawasan Asia, termasuk Indonesia, mengakses Tanah Suci melalui pelabuhan strategis seperti Jeddah. Tidak hanya untuk negara-negara sekitar seperti Mesir, model ini akan menjangkau lebih luas.
Menag juga menceritakan transformasi besar yang kini sedang berlangsung di Arab Saudi, termasuk cara pandang baru dalam pengelolaan haji dan umrah.
Riyadh saat ini bekerja sama dengan konsultan-konsultan internasional dari Amerika Serikat untuk memaksimalkan potensi geografis dan ekonomi mereka.
“Saudi Arabia sekarang pendekatannya sangat bisnis, dengan konsultan dari Amerika. Ini betul-betul memanfaatkan potensi geografis mereka,” jelasnya.
Langkah ini juga sejalan dengan rencana modernisasi besar-besaran fasilitas ibadah di Tanah Suci, seperti pembangunan delapan lantai di Mina, pelebaran area Ka’bah, dan pengurangan bukit-bukit di sekitarnya untuk memperluas ruang jemaah.
“Kami dapat informasi bahwa Mina akan dibangun delapan lantai, tidak pakai tenda lagi. Jalan layang juga akan ditambah,” kata Nasaruddin.
Dengan berbagai inovasi ini, pemerintah berharap akses terhadap ibadah haji dan umrah dapat semakin inklusif—bisa dinikmati oleh masyarakat dari berbagai latar belakang sosial dan ekonomi, termasuk yang selama ini terkendala biaya.
“Peluangnya terbuka luas,” pungkasnya.
Kapal Cruise untuk Perjalanan Umrah
Dalam forum tersebut, wacana penyelenggaraan haji dan umrah melalui jalur laut dengan kapal cruise juga mencuat. Nasaruddin mengungkap bahwa Saudi terbuka terhadap gagasan ini, termasuk potensi keberangkatan dari negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia.
“Kami sudah membicarakan dengan sejumlah pejabat di Saudi Arabia soal potensi haji dan umrah lewat kapal laut. Mereka terbuka jika persyaratannya terpenuhi,” ungkapnya.
Nasaruddin menanggapi statement Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center, Prof. Sapta Nirwandar, terkait usulan umrah jalur laut.
Sapta Nirwandar menyebut, saat ini kapal pesiar untuk perjalanan ke Tanah Suci sudah berjalan dari Malaysia. Salah satu contohnya adalah program Islamicruise Malaysia, yang menawarkan perjalanan dari Port Klang (Malaysia) – Banda Aceh – Maladewa – Oman – hingga ke Arab Saudi.
Uniknya, selama pelayaran berdurasi hingga 12 malam, penumpang mengikuti pembelajaran agama langsung dari tokoh-tokoh seperti Ustaz Abdul Somad yang turut diundang ke atas kapal.
“Sayangnya, kepemilikan kapal pesiar itu masih di luar Indonesia. Padahal ada potensi besar, bahkan selama perjalanan, jemaah bisa belajar macam-macam. Ini pengalaman spiritual sekaligus wisata edukatif,” ujar Sapta.
- Penulis: REDAKSI



