Luas Tempat Tidur Jemaah di Maktab Dinilai Sempit, Timwas DPR RI: Syarikah Tidak Manusiawi
- account_circle REDAKSI
- calendar_month Rab, 4 Jun 2025
- visibility 96

SAUDI – Masalah tempat tidur jemaah haji saat tiba di Armuzna menjadi sorotan Tim Pengawas (Timwas) DPR RI. Syarikah atau perusahaan yang mengatur perjalanan jemaah haji, dinilai memaksakan jumlah kasur di Maktab Armuzna sehingga melebihi kapasitas.
Ketua Timwas Haji DPR sekaligus Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal mengungkapkan, masalah kasur pada Maktab di Armuzna sangat tidak manusiawi.
Bahkan, dapat membahayakan keselamatan dan keamanan para jemaah haji.
Cucun mengungkap, luas tempat tidur hanya 50 cm per anggota jemaah. Luasan ini jauh di bawah standar minimal yakni 60 cm.
“Syarikah MCDC bahkan memaksakan hingga 280 kasur di maktab besar dan 181 kasur di maktab kecil. Ini jelas tidak manusiawi dan berisiko besar pada keselamatan dan kenyamanan jemaah,” tegas Cucun dikutip dari akun resmi DPR RI.
Jumlah kasur yang melampaui kapasitas Maktab di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) membuat tenda jemaah haji Indonesia tentu saja melebihi kapasitas.. Penumpukan jemaah dalam satu tenda dapat membahayakan kenyamanan dan kesehatan, bahkan berisiko mengganggu kekhusyukan ibadah.
“Kalau konsepnya seperti ini, besok kita akan lakukan evaluasi dengan panitia penyelenggara Haji. Pasti ini akan terjadi lagi nanti penumpukan jemaah yang saya katakan ini seperti tidak manusiawi,” ujar Cucun dikutip dari akun Instagram resmi DPR RI, Senin 2 Juni 2025.
Dia mengungkapkan, penumpukan jemaah haji dalam satu tenda dapat membahayakan kenyamanan dan kesehatan. Tidak hanya itu, overkapasitas tenda jemaah haji juga bahkan berisiko mengganggu kekhusyukan ibadah.
Dalam satu tenda, terdapat hingga 300 orang. Padahal, kapasitas idealnya hanya 200 orang. “Tidak ada jarak antara tempat tidur satu dengan lainnya. Ini tidak manusiawi,” ujarnya.
- Penulis: REDAKSI



