Sayur-sayuran dari RI Siap Jadi Pasokan Kebutuhan Pangan Jemaah Haji dan Umrah
- account_circle Muhammad Fadli
- calendar_month Sen, 13 Okt 2025
- visibility 14

JAKARTA – Pemerintah berupaya memperluas manfaat ekonomi dari penyelenggaraan ibadah haji dan umrah. Salah satunya dengan mendorong produk-produk pertanian dan peternakan nasional menjadi bagian dari rantai pasok kebutuhan jamaah haji dan umrah di Tanah Suci.
Langkah ini disampaikan oleh Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono, usai menerima kunjungan Wakil Menteri Haji dan Umrah (Wamenhaj) Dahnil Anzar Simanjuntak di Jakarta, Rabu (8/10/2025).
“Ekosistem ekonomi haji bukan hanya kita mengirim jamaah, tapi juga menimbulkan hentakan ekonomi yang baik untuk petani-petani, peternak-peternak kita di Indonesia dengan kegiatan haji dan umroh,” kata Sudaryono.
Dalam pertemuan itu, kedua pihak sepakat untuk membentuk Kelompok Kerja (Pokja) lintas kementerian. Tujuannya adalah merancang langkah konkret agar sektor pertanian dan peternakan bisa terlibat aktif dalam ekosistem ekonomi haji — mulai dari penyediaan bahan baku makanan hingga ekspor produk unggulan ke Arab Saudi.
“Kita bersepakat, setelah ini kita ada semacam Pokja, bagaimana potensi ekonomi ini bisa dikelola dengan baik,” ujar Sudaryono yang akrab disapa Mas Dar.
Ia menjelaskan, Pokja tersebut nantinya akan merumuskan strategi untuk memastikan rantai pasok pangan jamaah haji dan umrah bisa diisi oleh produk dalam negeri.
“Kita mengkolaborasikan rekomendasi terkait bagaimana pengelolaan dan kita support bahan baku makanan untuk kegiatan haji dan umroh kita. Ini tidak hanya melibatkan kita tim di pemerintahan dalam negeri, tapi juga harus ada negosiasi dengan pemerintahan Arab Saudi,” jelasnya.
Potensi Ekonomi Besar: Dari Domba hingga Sayur-mayur
Dengan jumlah jamaah haji Indonesia sekitar 200 ribu orang per tahun dan jamaah umrah mencapai 2,5 juta orang, peluang pasar bagi produk lokal sangat besar. Sudaryono menilai, sektor ini bisa menjadi penggerak ekonomi baru bagi petani dan peternak Indonesia.
Mas Dar menegaskan bahwa ekosistem ekonomi haji perlu dipahami secara luas, bukan hanya sebatas pengiriman jamaah. “Penting untuk melihat ekosistem ekonomi haji dari perspektif yang lebih luas, bukan hanya soal pengiriman jamaah, tetapi juga bagaimana sektor pertanian dan peternakan dapat memberikan nilai tambah yang besar,” ujarnya.
Sementara itu, Wamenhaj Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan kerja sama ini merupakan tindak lanjut langsung dari arahan Presiden Prabowo Subianto untuk merevitalisasi ekosistem ekonomi haji Indonesia.
“Salah satu ekosistem ekonomi haji misalnya peternakan kambing, domba, di bawah kendali Kementerian Pertanian, dan berharap petani-petani kita, peternak-peternak kita bisa memasarkan komoditi produk mereka,” kata Dahnil.
Selain daging hewan kurban, sayur-mayur dan produk hortikultura Indonesia juga punya peluang besar untuk masuk pasar Arab Saudi.
“Terutama sayur-mayur itu bisa ke Tanah Suci. Karena pangsa pasarnya luas sekali,” tambah Dahnil.
Sinergi Nasional untuk Pasar Global
Dahnil mengungkapkan, Pokja yang akan dibentuk tidak hanya melibatkan Kementerian Pertanian dan Kementerian Haji dan Umrah, tapi juga Kementerian Investasi serta Kemenko Bidang Pangan. Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat kebijakan integrasi ekonomi haji dan membuka jalur ekspor baru ke Timur Tengah.
“Mudah-mudahan kita bisa mengakselerasi perintah Presiden terkait dengan ekosistem ekonomi haji,” ujarnya.
Kerja sama lintas kementerian ini diharapkan bukan hanya memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global, tapi juga memberikan nilai tambah ekonomi nyata bagi petani dan peternak dalam negeri.
“Serta memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan petani dan peternak di dalam negeri,” tutup Dahnil.
- Penulis: Muhammad Fadli
- Editor: Fitriani Heli