Daftar Kuota Haji Provinsi Sulsel Per Kabupaten-Kota 2026, Ada yang Berkurang dan Bertambah
- account_circle Muhammad Fadli
- calendar_month Ming, 23 Nov 2025
- visibility 206

Jemaah haji embarkasih Makassar
HAMRANEWS – Setelah kebijakan pemerataan jatah kuota jemaah haji oleh Kementerian Haji dan Umrah, sejumlah daerah kini mengalami penambahan kuota dan ada juga yang mengalami pengurangan kuota pada pemberangkatan haji 2026 mendatang.
Saat ini, pemerintah telah menetapkan alokasi kuota haji reguler untuk musim 1447 H/2026 M. Khusus Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), terlihat perbedaan signifikan jumlah kuota antara tahun 2025 dengan tahun 2026 di beberapa kabupaten dan kota.
Beberapa kabupaten di Sulsel mengalami lonjakan kuota yang sangat besar pada tahun 2026, di antaranya:
Wajo naik drastis, dari 384 jemaah pada 2025 menjadi 1.902 jemaah pada 2026.
Bone juga mengalami peningkatan besar, dari 709 menjadi 1.868 jemaah.
Gowa mendapat tambahan cukup besar, dari 570 menjadi 1.410 jemaah.
Soppeng naik dari 237 menjadi 906 jemaah.
Sidrap meningkat dari 239 menjadi 736 jemaah.
Lonjakan ini umumnya terjadi pada daerah yang selama ini memiliki antrean haji yang panjang, sehingga sesuai formula pembagian baru, kuota mereka dinaikkan untuk menyeimbangkan waktu tunggu.
Di sisi lain, sejumlah kabupaten/kota justru mengalami penurunan kuota yang cukup mencolok, seperti:
Makassar, yang pada 2025 menjadi daerah dengan kuota jemaah tertinggi di Sulsel, yakni 1.076, turun menjadi 464 jemaah.
Jeneponto, dari 325 menjadi 51 jemaah.
Bulukumba, dari 385 menjadi 133 jemaah.
Sinjai, dari 221 menjadi 48 jemaah.
Takalar, dari 249 menjadi 63 jemaah.
Sejumlah daerah dengan porsi lebih besar tahun sebelumnya mengalami koreksi karena antrean haji yang tidak sepanjang kabupaten lain.
Daerah dengan Kuota Sangat Kecil
Beberapa kabupaten mendapat alokasi kuota yang sangat kecil pada 2026, seperti:
Toraja Utara hanya 2 jemaah.
Kepulauan Selayar hanya 6 jemaah.
Tana Toraja mendapat 8 jemaah.
Jumlah kecil ini biasanya berkaitan langsung dengan jumlah pendaftar haji yang tidak sebanyak daerah-daerah lain.
Sebelumnya, Ketua Tim Bina Petugas dan Haji Reguler Bidang PHU Kanwil Kemenag Sulsel, Asa Afif kepada wartawan, menjelaskan perbedaan kuota yang signifikan ini muncul karena sistem baru menempatkan semua calon jemaah dalam daftar tunggu tingkat provinsi, bukan lagi per kabupaten/kota.
Sistem distribusi kuota haji baru ini merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Dasar perhitungan berubah dari proporsi jumlah penduduk muslim per kabupaten/kota menjadi daftar tunggu faktual tingkat provinsi.
Tujuannya adalah menyamaratakan distribusi kuota di seluruh Indonesia dan mengurangi waktu tunggu calon jemaah yang selama ini bisa mencapai puluhan tahun di beberapa daerah. Di sisi lain, pendaftaran jemaah tetap berlangsung seperti biasa.
“Pertimbangan yang utamakan untuk menyamaratakan waiting list di seluruh Indonesia. Jadi tidak ada lagi nanti itu jemaah menunggu sampai 50 tahun seperti di Bantaeng,” kata Afif.
Selengkapnya, berikut daftar haji per kabupaten kota Se-Sulawesi Selatan:
| Kabupaten/Kota | Kuota 2025 | Kuota 2026 (Total) | Selisih |
|---|---|---|---|
| Kab. Bantaeng | 174 | 329 | +155 |
| Kab. Barru | 162 | 142 | -20 |
| Kab. Bone | 709 | 1.868 | +1.159 |
| Kab. Bulukumba | 385 | 133 | -252 |
| Kab. Enrekang | 177 | 28 | -149 |
| Kab. Gowa | 570 | 1.410 | +840 |
| Kab. Jeneponto | 325 | 51 | -274 |
| Kab. Luwu | 259 | 41 | -218 |
| Kab. Luwu Timur | 148 | 37 | -111 |
| Kab. Luwu Utara | 217 | 61 | -156 |
| Kab. Maros | 295 | 600 | +305 |
| Kota Palopo | 102 | 22 | -80 |
| Kab. Pangkep | 288 | 147 | -141 |
| Kab. Pinrang | 340 | 488 | +148 |
| Kab. Selayar | 108 | 6 | -102 |
| Kab. Sidrap | 239 | 736 | +497 |
| Kab. Sinjai | 221 | 48 | -173 |
| Kab. Soppeng | 237 | 906 | +669 |
| Kab. Takalar | 249 | 63 | -186 |
| Kab. Tana Toraja | 33 | 8 | -25 |
| Kab. Toraja Utara | 19 | 2 | -17 |
| Kab. Wajo | 384 | 1.902 | +1.518 |
| Kota Makassar | 1.076 | 464 | -612 |
| Kota Parepare | 115 | 102 | -13 |
- Penulis: Muhammad Fadli
- Editor: Fitriani Heli



