Jarang yang Tahu, Para Imam Masjidilharam Lebih Memilih Ambil Gaji dari Pekerjaan Lain
- account_circle REDAKSI
- calendar_month Ming, 6 Jul 2025
- visibility 104

MAKKAH – Masih jarang yang tahu, menjadi imam di Masjidil Haram sebenarnya punya upah yang lumayan besar dari negara. Mereka bahkan biasa mendapat cek kosong, yang dipersilahkan untuk diisi sendiri.
Tapi mereka menolak mengisi, dan memilih mengambil gaji dari pekerjaan lain di luar imam.
Dikenal sebagai pribadi-pribadi yang bersahaja dan memiliki keteguhan hati, imam di masjid paling suci umat Muslim itu justru lebih memilih tidak bergantung pada gaji atau penghargaan materi dari pemerintah Arab Saudi.
Mereka justru banyak yang menjalani pekerjaan lain di luar tugas keimaman. Itu demi upaya upaya menjaga kemurnian niat dan menghindari pencampuran antara amanah ibadah dengan kepentingan duniawi.
Pemerintah Arab Saudi bahkan sebetulnya memberikan keleluasaan kepada para imam Masjidil Haram dalam bentuk kehormatan finansial yang istimewa. Setiap imam bahkan diberikan ‘cek kosong’ yang boleh diisi sesuai kebutuhannya. Namun, kebanyakan dari mereka menolak untuk menggunakannya.
Bagi para imam, tugas memimpin shalat dan membimbing umat adalah bentuk pengabdian kepada Allah, bukan profesi yang layak diganjar dengan nominal tertentu. Mereka lebih memandangnya sebagai ladang amal dan jalan menuju ridha Ilahi.
Mengutip dari kanal @islamitumenakjubkan, para Imam disebutkan sudah puas dengan penghasilan dari jalan lain, dan tidak mau menjadikan tugas suci itu sebagai sumber penghidupan utama.
Memilih Berwirausaha dan Bekerja di Luar Jam Ibadah
Sebagai gantinya, banyak dari para imam Masjidil Haram yang memilih untuk menjalankan usaha pribadi atau pekerjaan profesional lainnya di luar jam ibadah.
Beberapa di antaranya adalah akademisi, penulis, hingga pebisnis dengan bidang yang luas, namun tetap menjunjung tinggi prinsip halal dan keberkahan.
Salah satu tokoh ternama, Sheikh Abdur-Rahman Al-Sudais yang juga menjabat sebagai Kepala Presidensi Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci, dikenal memiliki aktivitas keilmuan dan administrasi yang padat di luar tugasnya sebagai imam.
Begitu pula imam lainnya yang terus aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan dakwah tanpa menggantungkan hidup dari jabatan keagamaan semata.
Langkah ini diambil demi menjaga kesucian peran sebagai pemimpin ibadah, agar tidak ternodai oleh motif duniawi. Mereka ingin memastikan bahwa setiap ayat yang dibaca dan setiap doa yang dipanjatkan benar-benar keluar dari hati yang ikhlas.
- Penulis: REDAKSI



