Hadiya Castle, Kastil di Utara Kota Madinah yang Jadi Bukti Sejarah Peradaban Jalur Haji dan Perdagangan
- account_circle REDAKSI
- calendar_month Sen, 16 Jun 2025
- visibility 261

MADINAH – Di bagian utara Kota Madinah, Kastel Hadiya berdiri megah di ketinggian antara dua oasis: ‘Wadi al-Tabaq’ dan ‘Wadi Khaybar’.
Situs arkeologi ini merupakan saksi bisu perjalanan berabad-abad para jemaah haji dan kafilah dagang yang melintasi jalur dari kawasan Syam menuju Makkah.
Kastel Hadiya menjadi salah satu titik strategis paling menonjol di Rute Haji Syam. Diperkirakan, lokasi ini telah digunakan sebagai pos pemberhentian jemaah sejak era pra-Islam.
Peran utamanya adalah untuk menjaga keamanan jalur dan menyediakan kenyamanan serta suplai kebutuhan bagi kafilah yang hendak menuju Tanah Suci. Hal ini menjadikannya sebagai titik transit penting dalam sejarah perjalanan haji.

Kastel ini dibangun di atas wilayah strategis yang menghadap ke sebuah kolam penampungan air hujan, yang berfungsi sebagai sumber air utama bagi para jemaah. Di dalam kompleks kastel, terdapat empat menara pertahanan di keempat sudutnya—tiga di antaranya masih berdiri kokoh, sementara satu lainnya telah rusak akibat faktor waktu.
Penjelajah terkenal Ibnu Battuta pernah menyebut lokasi ini dalam catatan perjalanannya pada tahun 726 Hijriah. Ia menggambarkan posisi kastel dengan menulis, “Ini adalah sebuah sumur di lembah, tempat orang menggali dan air memancar keluar. Pada hari ketiga, mereka pun tiba di kota yang suci, mulia, dan terhormat,” merujuk pada kedekatan kastel ini dengan Kota Madinah serta perannya yang vital di jalur perjalanan.
Sejarawan dan peneliti sejarah Islam, Dr. Fouad Al-Maghamsi, menjelaskan bahwa Hadiya—yang terletak di Wadi al-Tabaq—memiliki posisi strategis antara Madinah dan Al-Ula, sekitar 169 kilometer di sebelah utara kota Madinah. Dahulu, lokasi ini merupakan salah satu tempat persinggahan utama bagi jemaah haji dan kafilah dagang karena letaknya yang strategis di salah satu jalur bersejarah.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa situs ini memperoleh peran tambahan pada awal abad ke-20, seiring dengan pembangunan jalur kereta api Hejaz. Saat itu, sebuah stasiun resmi bernama “Hadiyah” didirikan sebagai bagian dari jaringan stasiun besar yang tersebar di sepanjang jalur vital tersebut.
- Penulis: REDAKSI



